Pages

Saturday, 1 September 2018

CARA BERSETUBUH SESUAI DENGAN AJARAN AGAMA ISLAM




ADAB BERSETUBUH MENURUT ISLAM *

Kalau dibaca dari judul nya, mungkin para ikhwan dan akhwan merasa hal ini, agak memalukan bila di bahas di sini, padahal akan lebih memalukan jika kita tidak tau bagaimana tatacara dan adab2 bersetubuh yang sesuai dengan ajaran islam. karena melihat kondisi manusia itu diciptakan dgn diiringi sifat Nafsu, Tentunya permasalahan ini bisa saja terjadi bahkan mungkin banyak manusia yg sering melakukannya.
Islam adalah Agama yg sempurna, segala permasalahan umat dibahas dan di atur dengan sangat baik, agar segalah sesuatu yang dilakukan umat dalam kehidupan nya, bisa menjadi sebuah amal ibadah, sebagai bentuk pengabdian kepada sang pencipta yakni Allah subhanallahuta'ala. Termasuk juga tata cara dan adab2 bersetubuh juga di atur dengan sangat baik oleh ajaran agama islam.

Hari ini saya akan memberikan hadiah special bagi isteri, pasangan keluarga muslim atau bagi siapa saja yang ingin “mendatangi” isterinya atau “didatangi” suaminya secara Islam.
Mungkin bagi sebagian orang hal ini dianggap kurang penting, karena mereka berpendapat : Hubungan intim suami isteri (Jima) tidak perlu pakai adab dan aturan, alami2 saja yang penting sama2 senang dan sesuai dengan hak asasi manusia.
Namun tidak kah kita berpikir bagai mana hasil sebuah pekerjaan jika di kerjakan tanpa aturan, alias dengan cara suka2 kita saja yang penting senang. Saya pikir hasilnyapun pasti tidak beraturan alias suka2. Saya teringat sebuah pengalaman ketika saya mendengar sebuah pengajian di kampung saya, salah seorang jamaah pengajian itu bertanya kepada, ustad yang mengajar pengajian itu, ,
"Pak ustat kenapa anak2 sekarang banyak yang berpakaian yang tidak sesuai dengan sari'at agama kita, terutama yang perempuan2 pak ustad, 99% anak perempuan sekarang sangat senang berpakaian yang terbuka aurat. Dan ketika kita tegur, dia malah marah. Susah sekali untuk di kasih tau."
Pak ustad pun menjawab, "itu semua karna orang tua dari anak2 itu, waktu berjimak nya dulu, tidak sesuai dengan tatacara dan adab2 berjimak menurut syari'at ( ajaran agama) bahkan mungkin orang tuanya telanjang pada saat berjimak dulu. Makanaya anaknya begitu." Saya sangat kaget kenapa pak ustad itu berkata begidu.

Setelah saya cari alasannya kenapa pak ustad Guru ngaji kami itu berkata demikian, ternyata Pak ustad ini berpedoman pada hadist Rasullullah SAW:
Dari ‘Atabah bin Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya (berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua ekor himar. (HR Ibnu Majah)
Rasullullah SAW melarang jima’ tanpa penutup pasti ada maksudnya, selain yang diketahui yaitu adanya mahluk Allah lain yang melihat (jin, qorin dll), bisa jadi anak yang dihasilkan dengan jima’ telanjang akan menjadi anak yang kurang mempunyai rasa malu seperti diatas, hanya saja untuk memastikan jawabannya mungkin hanya orang yang diberi pengetahuan lebih oleh Allah seperti Pak  ustad diatas.
Oleh karena itulah pengetahuan adab hubungan intim suami isteri dalam islam ini sangat penting agar muslimin dan muslimat diharapkan mempunyai keturunan yang baik dan tidak terjebak dalam perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam.


Adab dan Cara Berhubungan Intim ( Jima’) yang baik menurut Islam dapat dibagi dalam 3 keadaan yaitu :
A. Adab sebelum Jima’
B. Adab saat Jima’
C. Adab setelah Jima’

**A) Adab sebelum Jima’
1. Menikah
Menikah adalah syarat mutlak untuk dapat melakukan hubungan intim secara Islam, Menikah juga harus sesuai syarat dan rukunnya agar sah menurut islam. Syarat dan Rukun pernikahan adalah : Adanya calon suami dan istri, wali, dua orang saksi, mahar serta terlaksananya Ijab dan Kabul. Mahar harus sudah diberikan kepada isteri terlebih dahulu sebelum suami menggauli isterinya sesuai dengan sabda Rasullullah SAW:
“.Ibnu Abbas berkata: Ketika Ali menikah dengan Fathimah, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: “Berikanlah sesuatu kepadanya.” Ali menjawab: Aku tidak mempunyai apa-apa. Beliau bersabda: “Mana baju besi buatan Huthomiyyah milikmu?”. Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Hakim.
Ini artinya Ali harus memberikan mahar dulu sebelum “mendatangi” Fathimah

Dalam Islam, setiap Jima’ yang dilakukan secara sah antara suami dengan isteri akan mendapat pahala sesuai dengan Sabda Rasullullah sallahu alaihi wassalam:
“Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?.” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)
Jadi Sungguh sangat beruntung bagi yang sudah menikah karena akan mendapat pahala jika jima’ dengan suami/istrinya sendiri , beda jika belum menikah jima’ akan menjadi dosa dan terkena hukum zina yang merupakan dosa terbesar no.2 setelah dosa sirik. Zina tidak saja akan mendapatkan dosa tapi juga Penyakit lahir maupun batin yaitu penyakit batin/jiwa (enggan menikah) dan penyakit lahir berbahaya seperti AIDS yang berbahaya karena belum ada obatnya yang cespleng sehingga penderitanya seperti tervonis menunggu mati dll.
Menikah sangat banyak kebaikannya yaitu: Menikah sangat dianjurkan Allah & Rasullullah SAW, menikah akan mendapatkan hak untuk ditolong Allah, dapat memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, menambah keluhuran/ kehormatan dan yang pasti anda telah berhasil mengalahkan setan dkk karena orang yang menikah telah berubah menjadi orang yang penuh dengan pahala dan jika beribadahpun akan berlipat –lipat pahalanya dibandingkan ibadahnya saat membujang
Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)
Sabda Rasulullah saw,”Tiga orang yang memiliki hak atas Allah menolong mereka : seorang yang berjihad di jalan Allah, seorang budak (berada didalam perjanjian antara dirinya dengan tuannya) yang menginginkan penunaian danseorang menikah yang ingin menjaga kehormatannya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari hadits Abu Hurairoh)
Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).
Jadi jangan sampai ditipu mentah-mentah oleh setan untuk tidak ada keinginan / menunda nikah dengan lebih menyukai pacaran karena
“Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Rasulullah SAW. bersabda : “Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah” (HR. Bukhari).
Jika ada orang yang enggan menikah karena alasan materi seperti penghasilan belum, tidak ada biaya atau miskin dll renungkanlah firman Allah SWT yang pasti benar dalam Al Quran S. An Nuur ayat 32:
Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS.An Nuur 32) Bagi yang sudah mampu memberi nafkah tapi belummau menikah simaklah:
Sabda Rasulullah saw.: Wahai kaum pemuda! Barang siapa di antara kamu sekalian yang sudah mampu memberi nafkah, maka hendaklah ia menikah, karena sesungguhnya menikah itu lebih dapat menahan pandangan mata dan melindungi kemaluan (alat kelamin). Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penawar bagi nafsu. (Shahih Muslim No.2485)
Demikianlah untuk dijadikan pengetahuan bagi yang belum menikah

2. Memilih Hari dan Waktu yang baik / sunnah untuk jima’
Semua hari baik untuk jima’ tapi hari yang terbaik untuk jima’ dan ada keterangannya dalam hadist adalah hari Jumat sedangkan hari lain yang ada manfaatnya dari hasil penelitian untuk jima’ adalah hari Kamis. Sedangkan waktu yang disarankan oleh Allah SWT untuk jima adalah setelah sholat Isya sampai sebelum sholat subuh dan tengah hari sesuai firman Allah dam surat An Nuur ayat 58.
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig diantara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sesudah shalat Isya’. (Itulah) tiga ‘aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu . Mereka melayani kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. 24:58)
Melihat kondisi diatas maka hari dan waktu terbaik untuk jima adalah : Hari Kamis Malam setelah Isya dan Hari Jumat sebelum sholat subuh dantengah hari sebelum sholat jumat. Hal ini didasarkan pada Hadist berikut:
Barang siapa yang menggauli isterinya pada hari Jumat dan mandi janabah serta bergegas pergi menuju masjid dengan berjalan kaki, tidak berkendaraan, dan setelah dekat dengan Imam ia mendengarkan khutbah serta tidak menyia-nyiakannya, maka baginya pahala untuk setiap langkah kakinya seperti pahala amal selama setahun,yaitu pahala puasa dan sholat malam didalamnya (HR Abu Dawud, An nasai, Ibnu Majah dan sanad hadist ini dinyatakan sahih)
Dari Abu Hurairah radliyallhu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Barangsiapa mandi di hari Jum’at seperti mandi janabah, kemudian datang di waktu yang pertama, ia seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yang datang di waktu yang kedua, maka ia seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa yang datang di waktu yang ketiga, ia seperti berkurban seekor kambing gibas. Barangsiapa yang datang di waktu yang keempat, ia seperti berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang di waktu yang kelima, maka ia seperti berkurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar (dan memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir (khutbah).” (HR. Bukhari no. 881 Muslim no. 850).
Pendapat di atas juga mendapat penguat dari riwayat Aus bin Aus radliyallah ‘anhu yang berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mandi pada hari Jum’at, berangkat lebih awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail setahun.” (HR. Abu Dawud no. 1077, Al-Nasai no. 1364, Ibnu Majah no. 1077, dan Ahmad no. 15585 dan sanad hadits ini dinyatakan shahih)
Hasil penelitian di situs berita internet di: Detikhealth Jumat, 15/10/2010. Seperti dilansir dari The Sun, Jumat (15/10/2010) Kamis, hari terbaik untuk berhubungan seksual Berdasarkan penelitian, tingkat energi kortisol alami yang merangsang hormon seks berada di titik puncak pada hari Jum'at. Aturlah jam alarm Anda agar terbangun dan siap untuk melakukan hubungan seks di hari Kamis malam jum'at. Hari ini adalah ketika hormon seks testosteron pada pria dan estrogen pada wanita lima kali lebih tinggi dari biasa.
NB: Ada persesuaian antara hari kamis menurut penelitian dengan hari jumat dalam hadist karena Hari Jumat menurut orang islam dimulainya saat Maghrib (hari kamis sore) dan berakhir pada jumat sore sebelum maghrib

3. Disunahkan mandi sebelum jima’

Mandi sebelum jima’ dan bersikat gigi bertujuan agar memberikan kesegaran dan kenikmatan saat jima’. Mandi akan menambah nikmat jima karena badan akan terasa segar dan bersih sehingga mengurangi gangguan saat jima’. Jangan lupa jika setelah selesai jima’ dan masih ingin mengulangi lagi sebaiknya kemaluan dicuci kemudian berwudhu.
Abu Rofi’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud no. 219 dan Ahmad 6/8. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

4. Sebaiknya sholat sunnah 2 rakaat sebelum jima’
Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata: Aku memberi nasehat kepada seorang pria yang hendak menikahi pemudi yang masih gadis, karena ia takut isterinya akan membencinya jika ia mendatanginya, yaitu perintahkanlah (diajak) agar ia melaksanakan sholat 2 rakaat dibelakangmu dan berdoa : Ya Allah berkahilah aku dan keluargaku dan berkahilah mereka untukku. Ya Allah satukanlah kami sebagaimana telah engkau satukan kami karena kebaikan dan pisahkanlah kami jika Engkau pisahkan untuk satu kebaikan (HR. Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani dngan sanad Sahih

5. Menggunakan parfum yang disukai suami/ isteri sebelum jima’
Menggunakan parfum oleh perempuan sebelum jima di sunahkan karena akan lebih lebih meningkatkan gairah suami isteri sehingga meningkatkan kualitas dalam berhubungan suami isteri. Hal ini didasarkan pada hadist berikut : Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
Perempuan manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya maka dia seorang pezina” (HR Ahmad, 4/418; shahihul jam’: 105)
“Perempuan manapun yang memakai parfum kemudian keluar ke masjid (dengan tujuan) agar wanginya tercium orang lain maka shalatnya tidak diterima sehingga ia mandi sebagaimana mandi janabat” (HR Ahmad2/444, shahihul jam’ :2073.)
Penggunaan parfum oleh wanita diperbolehkan atau disunatkan tergantung dari tujuannya, jika tujuannya untuk merangsang suami dalam jima’ disunahkan tapi jika digunakan untuk merangsang kaum laki-laki akan berdosa.

6. Berpakaian dan berdandan yang disukai suami / isteri sebelum jima’
Seorang isteri sebaiknya berdandan dan memakai pakaian yang disukai suami untuk menyenangkan dan memudahkan suami berjima’. Berpakaian seksi dikamar tidur dimana hanya suami atau isteri yang melihatnya diperbolehkan dalam islam karena dapat meningkatkan kualitas hubungan suami isteri (Hadist menyusul)

7. Berdoa meminta perlindungan Allah sebelum Jima’ :
Berdoa sangat penting sebelum melakukan jima’ terutama adalah doa memohon perlindungan kepada Allah terhadap gangguan setan dalam pelaksanaan jima. Berdoa dimulai dengan mengucapkan:
“ Bismillah. Allahumma jannabnasyoithona wa jannabisyaithona maa rojaktanaa”
Artinya : Dengan nama Allâh. Ya Allâh, hindarkanlah kami dari syetan dan jagalah apa yang engkau rizkikan kepada kami dari syetanRasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca: “Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami”. Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya. (Shahih Muslim No.2591)
“Dari Ibnu Abbas r.a. ia menyampaikan apa yang diterima dari Nabi SAW. Beliau bersabda, “Andaikata seseorang diantara kamu semua mendatangi (menggauli) isterinya, ucapkanlah, “Bismi Allâhi, Allâhumma Jannibnâ Syaithânâ wajannibi al-syaithânâ mâ razaqtanâ.” (Dengan nama Allâh. Ya Allâh, hindarilah kami dari syetan dan jagalah apa yang engkau rizkikan kepada kami dari syetan.” Maka apabila ditakdirkan bahwa mereka berdua akan mempunyai anak, syetan tidak akan pernah bisa membahayakannya.” (HR. Bukhâri Kitab Wudhuk Hadist 141).
Jika jima’ untuk dengan tujuan mendapatkan anak bisa berdoa sbb :
“Ya Allah berilah kami keturunan yang baik, bisa dijadikan pembuka pintu rahmat, sumber ilmu, hikmah serta pemberi rasa aman bagi umat” Amin

B). Adab saat jima’

1. Jima dalam ruang tertutup tidak ditempat terbuka
Jima adalah hubungan yang sangat pribadi sehingga jika dilakukan ditempat terbuka (atap langit) dengan tekhnologi lensa terkini dapat saja hubungan itu terlihat atau direkam oleh karena itu Jima’ ditempat tertutup lebih baik. (Hadist menyusul)

2. Melakukan cumbu rayu saat jima dan bersikap romantis
Islam mengajarkan jima yang disertai dengan pendahuluan ungkapan perasaan kasih sayang seperti ucapan romantis, ciuman dan cumbu rayu dan tidak mengajarkan langsung hajar tanpa pendahuluan . Hal ini sesuai dengan: Sabda Rasul Allâh SAW: “Siapa pun diantara kamu, janganlah menyamai isterinya seperti seekor hewan bersenggama, tapi hendaklah ia dahului dengan perentaraan. Selanjutnya, ada yang bertanya: Apakah perantaraan itu ? Rasul Allâh SAW bersabda, “yaitu ciuman dan ucapan-ucapan romantis”. (HR. Bukhâriy dan Muslim).
Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. Beliau bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.” (HR. At-Tirmidzi).
Ketika Jabir menikahi seorang janda, Rasulullah bertanya kepadanya, “Mengapa engkau tidak menikahi seorang gadis sehingga kalian bisa saling bercanda ria? …yang dapat saling mengigit bibir denganmu.” HR. Bukhari (nomor 5079) dan Muslim (II:1087)

3. Boleh, memberikan rangsangan dengan meraba, melihat, mencium kemaluan isteri
Suami boleh melihat, meraba, mencium kemaluan isteri begitu juga sebaliknya, meskipun boleh mencium kemaluan itu lebih baik jika tidak dilakukan karena yang demikian itu lebih bersih.
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.(QS. 2:223)
“Dari Aisyah RA, ia menceritakan, “Aku pernah mandi bersama Rasulullah dalam satu bejana…” (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Menggunakan selimut sebagai penutup saat berjima
Dari ‘Atabah bin Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya (berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua ekor himar. (HR Ibnu Majah)

5. Jima boleh dari mana saja asal tidak lewat jalan belakang (sodomi)
Jima dengan isteri boleh dilakukan darimana arah mana saja dari depan, samping , belakang ( asal tidak sodomi) atau posisi berdiri, telungkup, duduk, berbaring dll
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.(QS. 2:223)

Note : Dubur adalah bukan tempat bercocok tanam yang menghasilkan tanaman (keturunan) tapi tempat pembuangan kotoran
Dari Abi Hurairah Radhiallahu’anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Dilaknat orang yang menyetubuhi wanita di duburnya”. (HR Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai)

6. Boleh menggunakan kondom atau dikeluarkan diluar kemaluan isteri (‘Azl)
Dari Jabir berkata: ”Kami melakukan ’azl di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dan Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya” (HR muslim)

C). Adab setelah jima’

1. Tidak langsung meninggalkan suami / isteri setelah jima’ berdiam diri
(Hadist menyusul)

2. Mencuci kemaluan dan berwudhu jika ingin mengulang Jima’
Dari Abu Sa’id, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya, lalu ia ingin mengulangi senggamanya, maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Muslim no. 308)

3. Berdoa setelah Jima (Hadist menyusul)

4. Mandi besar / Mandi janabah setelah jima’
“Dari Ubai bin Ka`ab bahwasanya ia berkata : “Wahai Rasul Allâh, apabila ia seorang laki-laki menyetubuhi isterinya, tetapi tidak mengeluarkan mani, apakah yang diwajibkan olehnya? Beliau bersabda, ”Hendaknya dia mencuci bagian-bagian yang berhubungan dengan kemaluan perempuan, berwudhu’ dan lalu shalat”. Abu `Abd Allâh berkata, “mandi adalah lebih berhati-hati dan merupakan peraturan hukum yang terakhir. Namun mengetahui tidak wajibnya mandi kamu uraikan juga untuk menerangkan adanya perselisihan pendapat antara orang `alim.” (HR. Bukhâriy dalam Kitab Shahihnya/Kitab Mandi, hadits ke-290

Hal-hal yang dilarang dalam berhubungan suami isteri jima dalam Islam:

1. Jima’ saat isteri dalam keadaan haid
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allâh kepadamu. Sesungguhnya Allâh menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah/2: 222)

2. Jima’ lewat jalan belakang (sodomi)
Dari Abi Hurairah Radhiallahu’anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Dilaknat orang yang menyetubuhi wanita di duburnya”. (HR Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai)
Dari Amru bin Syu’aib berkata bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Orang yang menyetubuhi wanita di duburnya sama dengan melakukan liwath (sodomi) kecil.. (HR Ahmad)

3. Jima dengan tidak menggunakan penutup/ telanjang
Dari ‘Atabah bin Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya (berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua ekor himar. (HR Ibnu Majah)
Sumber :

~ Buku-buku petunjuk pernikahan ( berbagai penulis )
~ Hadist-hadist terkait masalah tersebut diatas
~ Al-Qur'an terkait ayat-ayat tersebut diatas.

SAHABAT FILLAH SILAHKAN SHARE ATAU BAGIKAN, SEMOGA BERMANFAAT.

Saya yakin dalam jabaran diatas masih banyak kekurangan, oleh karna itu saya mohon di perbanyak maaf. 

Sunday, 29 April 2018

CARA MANDI WAJIB SESUAI DENGAN ISI KITAB FIQIH FATHUL QARIB




CARA MANDI WAJIB

Penyebab berhadas besar yang mewajibkan mandi wajib/mandi besar ada lima perkara. yaitu : Keluar Mani yang disebab kan oleh bermacam sebab, Bersetubuh, Haidz, Nifas, dan Mati. Sedangkan cara mandi wajib ada tiga perkara. yaitu : membaca Niat Mandi Wajib, membersihkan seluruh najis di seluruh tubuh, dan Meratakan Air ke seluruh tubuh hingga membasahi seluruh kulit dan rambut serta bulu-bulu yang tumbh di seluruh tubuh.

Sumber Referensi :
Nama Kitab : Terjemahan Kitab Fathul Qarib
Judu Kitab Asal : Fathul Qarib Al-Mujib fi Syarhi Alfazh Al-Taqrib atau Al-Qawl Al-Mukhtar fi Syarh Ghayatil Ikhtishar ( فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب أو القول المختار في شرح غاية الإختصا) 
Pengarang : Abu Abdillah Muhammad Bin Qasim Bin Muhammad A-Ghazi Ibnu Al-Gharabili
Bidang Study : Fiqih Madzhab Syafi'i

A. Penyebab Hadas Besar ada Lima Perkara

Fasal yang mewajibkan mandi wajb/mandi besar ada Lima

1. Pengertian Mandi Wajib/besar
Secara bahasa, mandi bermakna mengalirkan air pada tubuh secara mutlak

Secara syara' adalah bermakna mengalirkan air keseluruh badan di sertai niat dan aturan tertentu

2. Yang Mewajibkan Mandi
sesuatu yang mewajibkan mandi ada enam perkara.

a. bersetubuh, yang di maksud dengan bersetubuh disini ialah terjadi nya proses bertemunya kemaluan laki2 dengan kemaluan perempuan, dengan masukya kemaluan laki2 ke dalam kemaluan perempuan, baik mengeluarkan sperma atau tidak maka hukumnya wajib mandi ( junub/ janabah)
b. keluar mani dari kemaluan laki-laki maupun perempuan, yang disebabkan bersetubuh, onani, dan lain-lain baik dalam keadaan sadar ataupun tidak, baik disertai birahi ataupun tidak, baik mani yang keluar itu sedikit atau banyak,
c. Haidz, yaitu keluarnya darah dari kelamin perempuan yang terjadi setiap bulan setelah perempuan itu berusia baligk, Haidz hanya terjadi pada perempuan dan tidak pada laki-laki
d, Nifas, Yaitu keluarnya darah setelah perempuan melahirkan, dan nifas juga hanya terjadi pada perempan, dan tidak pada laki-laki.
e. Mati, yaitu meninggal nya anak adam baik laki-laki maupun perempuan, kecuali mati tersebut mati syahid maka tidak diwajibkan bagi yang mati syahid tersebut mandi waib/besar.

Tata Cara Mandi Ada Tiga

(fasal fardlunya mandi ada tiga)
1. Niat
Maka niat itu wajib hukum nya dalam mandi waji/besar, niat itu di baca bersamaan dengan menyiramkan air pertama ke seluruh tubuh yang dimualai dari kepala, untukperkara niat, harus ada di kasat di dalam hati kita ingin membersikan tubuh kita dari najis besar dan kecil serta hadas besar dan kecil. dan niat tersebt sesuai dengan penyebab diwajibka nya mandi.

a. nawaitul ghusla liraf'il hadasil akbari anjami'il badani minal janabati fardhallillahita'ala
(sengaja aku mandi wajib untuk membersihkan hadas besar pada seluruh badanku sebab berjunub fardhu atasku karna Allah ta'ala ) untuk mandi waji yang di sebabkan oleh junub

b. nawaitul ghusla liraf'il hadasil akbari anjami'il badani minal haidi fardhallillahita'ala
(sengaja aku mandi wajib untuk membershihkan hadas besar pada seluruh badanku sebab haid fardhu atasku karna Allah Ta'ala,) untuk mandi sebab haid

c. nawaitul ghusla liraf'il hadasil akbari anjami'il badani minannifasi fardhallillahita'ala
(sengaja aku mandi wajib untuk membersihkan hadas besar pada seluruh badanku sebab nifas fardhu atasku karna Allah Ta'ala) untuk mandi sebab nifas

d. nawaitul ghusla liraf'il hadasil akbari anjami'il badani fardhallillahita'ala
(sengaja aku mandi wajib untuk membersihkan hadas besar pada seluruh badanku fardhu atasku karna Allah Ta'ala) untuk mandi yang disebabka selain daripada ketiga hal diatas.

sedangkan niat mandi wajib bagi mayat (orang Mati itu di niatkan oleh orang yang memandikannya
(sengaja aku niatkan mandi wajib bagi si fulan untuk membersihkan hadas besar daripada seluruh tubuhnya sebab mati fardhu atasku karna Allah Ta'ala.

2. Menghilangkan najis di badan
fardhu yang kedua adalah menghilangkan najis diseluruh badan, bagi yang mandi wajib, baik najis tersebut terdapat pada lekuk2 tubuh maupun di kuku tangan dan kaki.

3.Menyiramkan air ke seluruh badan
Menyiramkan air ke seluruh badan dan harus membasahi seluruh rambut, bulu-bulu, dan kulit dan tidak boleh ada satu rambut atau bulupun yang tidak basah. jika ada rambut, bulu, atau kulit yang belum basah oleh air yang kita siramka saat mandi tersebut, maka mandi di aggab batal, maka berhati2lah dalam menyiramkan air keseluruh tubuh tersebut. perhatikan seluruh lekuk tubuh kita, dan lubang2 yang ada di tubuh kita selagi masih bisa di jangkau oleh jari maka bersihkanlah ia, dan basahi iya, begitu juga kulit di bawah kuku apabila kuku kita panjang, karna jika kuku kita panjang kulit yang di bawah kuku tersebut agak sulit di jangkau oleh air yang kita siramkan.

Sunnah mandi wajib ada lima.

1. berwudhu secara sempurna sebelum mandi dengan niat whudhu seperti biasa
2. mengucab basmalah saat hendak menyiramkan air pertama
3. menggosok2 badan yang terjangkau oleh tangan
4. bersegera (muwalat) bukan tergesa2
5. mendahulukan yang kanan dari dua sisi tubuh dan mengakhirkan yang kiri.
6.menghadap kiblat ketika membaca niat yang di sertakan dengan siraman pertama.

demikianlah tata cara mandi wajib yang dapat kami paparkan dalam blog ini, apabila ada terdapat kesalahan mohon di perbaiki dan di maafkan atas kesalahan tersebut.















Monday, 4 December 2017

MARTABAT 7 DALAM SURAT AL - IHKLAS


MARTABAT 7
DALAM SURAT AL - IHKLAS

Mempersembahkan TUJUH (7) martabat alam Tentang martabat perwujudan diri rahasia Allah SWT atau dikenal juga Martabat Tujuh, itu terbagi ia kepada 7 Alam; Ke tujuh-tujuh martabat atau alam ini terkandung ia di dalam surat-Al Ikhlas.

1.            huwallahu Ahad - Ahdah
2.            Allahushomad - Wahdah
3.            Lamyalidd - Wahidiah
4.            Walamyuladd - Alam Roh
5.            Walamyakullahu - Alam Mithal
6.            Kuffuan - Alam Ijsam
7.            ahad - Alam Insan

Seperti Firman lagi dalam Al-Quran:"Setelah diketahui demikian maka tidaklah patut disamakan Allah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya diri-diri itu, (dengan makhluk yang tidak bersifat demikian). Dalam pada itu, mereka yang kafir telah membuat beberapa makhluk sebagai sekutu bagi Allah. "

Maka kita yang beriman pada Allah dan Rasulullah serta Hari Kiamat, percaya bahwa Alam-Alam yang ada ini dengan nama Dunia, Buana, Maya Pada, adalah dijadikan Allah Maha Esa. Demikian juga penghuni tiap-tiap Alam itu, serta apa pada tiap-tiap Alam itu. Kewajiban kita sebagai seorang Muslim paling tidak mengetahui tujuh Alam.

1.       ALAM LAHUT (LATAIN / AHADIAH)

Adapun Alam Lahut itu adalah mertabat Latain artinya tidak ada pernyataan, maka dinamakan Alam Lahut itu adalah Asma' Zat, artinya Isma' Zat Allah Taala Zat yang belum bernama Allah, hanya dengan bernama Zat Ahadiah

Di dalam mertabat Alam Lahut, Asma' Zat yang Maha Suci itu adalah tujuh Asma'nya yaitu: -

1.       HU artinya Zat Tuhan yang Esa semata-mata
2.       GHAIBUL GHUYUB artinya, tidak ada berpihak dan tidak bertempat, tidak Ia diatas, di bawah, di kiri, di kanan, di depan dan di belakang.
3.       AHADIAH artinya dari pihak yang tidak sampai ke pengenalan para-para Nabi, apa lagi yang lain dari Nabi-nabi, yang mengetahui hanya dia.
4.       GHAIBUL HAWIAH artinya, dari pihak Ia tidak berzat, berisma' dan berakal seperti manusia.
5.       UJUDUL MUTLAK artinya tidak semua yang Hakiki hanya DIA
6.       ABADAN ABADA artinya tidak ada yang mengetahui wujudnya sesuatu semuanya
7.       LATAIN artinya tidak dapat dipikirkan oleh akal, Makrifat orang-orang yang Arifin Billah. Alam Lahut pada mertabat Latain, DIA lah Zatul, MUTLAK yang tidak bercerai dan tidak berkumpul, semata-mata DIA, belum lagi bernama ALLAH, karena belum ada NUR MUHAMMAD SAW. Berkenaan dengan ILMU Tajali Alam Lahut tidak ada Ilmu pada Nur Muhammad, hanya DIA yang bertajali semata.
8.       Martabat ITHLAQ artinya gaib yang sepenuhnya
9.       Zatul BUHTI artinya zat semata-mata
10.     GAHIBUL MUTLAK artinya gahib yang sepenuhnya
11.     'ZIHIN' artinya tatkala sunyi ia dari sesuatu
12.     ALAM sirr artinya rahasia Allah

2.       ALAM JABARUT (TAIN AWAL / wahdah / HAKIKAT MUHAMMAD / PERNYATAAN PERTAMA)

Adapun Alam Jabarut adalah di dalam martabat Tain Awal artinya pernyataan yang pertama atau kecintaan yang pertama, maka di dalam martabat Tain Awal itu Tuhan bernama: -

1. Wahdah
2. AGHNAGHUL MUTLAK
3. WUjud AM YA
4. WUjud DOA
5. NUR ALLAH
6. NURUL AHADIAH
7. NUR SYAKSANI

Dinamakan Asma 'Sifat Tuhan yang bernama ALLAH TAALA atau Wahdah artinya kasrah. Arti kasrah itu Huruf, Arti Huruf itu Asma.

Dinamakan HAKIKAT MUHAMMAD yaitu sifat Allah bersama zat Allah, Zat Allah menjadi hakikatnya. Zat yang berdiri pada Zat Allah yang menjadi hakikatnya.

Dinamakan UMMUL KITAB yaitu Ibu Kitab.

Dinamakan AN-NUN yakni bukan tinta yang di dalam tintanya segala huruf. Rupa hakikat-hakikat segala sesuatu adalh maujud secara ijmali

Dinamakan AN-nuat artinya bijih benih yang di dalamnya terhimpun secara umum sautu pohon bersama batang, dahan, daun-daun sebagai perbandingan hakikat segala sesuatu.

Dinamakan NUQTHAH artinya hal yang satu, Ia adalah asal segala huruf. Ia juga menerima dan mengandung segala huruf yang ingin disuratakan.

Juga dinamakan degan Nurullah, NURL AHADIAH, HAKIKAT ROH, ROH IZAPI, NYAWA MUHAMAD, NYAWA ROHANI, HATI LATIFUL KALBU, TITIK IALAH BA.

Di kala Alam Jabarut itu nyatalah Nur Muhammad yang dijadikan Allah Taala dari NUR ZAT ALLAH. Maka di kata itu ada NAFI dan Ithbat dan berkumpul tidak bercerai.

3.       ALAM MALAKUT (TAIN TSANI / WAHIDIAH / A 'YAN TSABITAH / KENYATAAN KEDUA)

Adapun alam malakut itu adalah pada mertabat Tain Sani artinya pernyataan yang kedua, maka dinamakan Ismul ASMA 'Tuhan bernama WAHADIAH. Dinamakan Wahadiah itu adalah Zatul AHADIAH MAUSUP SIFATUL Wahdah.

Tatkala Tain Sani Tuhan bernama:


1.       WAHIDIAH
2.       ALLAH
3.       RAHMAN
4.       RAHIM
5.       BISMILLAHIRAHMANIRAHIM
6.       Zatul Ma'bud
7.       LAILAHAILLAH Muhammad waktu itu di dalam a'yan TSABITAH.
Dinamakan a'yan TSABITAH artinya
-        Benda-benda yang ada sebelum Dari wujudnya di luar.
-        Tidak ada di sana itu melainkan zatnya dan segala sifatnya yang qadim ini, yaitu yang belum keluar lagi dari kalimat "KUN"
-        Ia tidak mencium bau ada sekali-kali "kai-nun" yaitu setiap adanya itu ada permanen seperti ada jua.
-        Benda-benda yang ada sebelum Dari wujudnya di luar.

Dinamakan AL Kanzul MAKHFI artinya perbendaharaan yang tersembunyi
Dinamakan AL-'AMA artinya yang kelam atau gelap
Dinamakan ALAM HAKIKAT, ROHANI, NYAWA ADAM, ALAM QALBI, ALAM akhirah, ALAM INSAN BATIN, ALAM KAYANGAN

Maka jadilah ROHANI yang dinamakan nyawa Adam, nyawa kita. Maka nyawa kita yang belum bertubuh dengan nama ROHANIUN. Maka Rohani itulah yang mendoakan jasadnya yang menjadi ADAM, maka jadilah Adam Awal. Di kala Tain Sani ada Nafi dan Isbat, berkumpul dan bercerai, karena itu Tuhan jadikan ALAM ROH dari alam malakut.

Maka dari alam malakut itu turunlah: -

a.       ALAM ROH
b.       ALAM MISAL
c.       Alam ajsam
d.       ALAM INSAN
Adapun Rohani itu Afaal Muhammad, adapun Ayan Sabitah itu Asma Muhamad, adapun Insan itu Sifat Muhammad, adapun Zatul Muqid itu Zat Muhammad. Maka semua yang tersebut itu adalah baru. Maka dari Afaal Muhammad itu jadilah Pohon Dunia ini, maka dunia ini, maka dunia ini untuk tempat Roh-roh berjasad dengan lembaganya yang berupa manusia yaitu Adam. Dunia dijadikan supaya semua Rohani-rohani (Rohaniun) yang telah ada itu, yang di dalam Alam Roh itu agar dapat turun ke dunia dan memiliki tubuh yang dinamakan lembaga manusia dan dengan tubuhnya itu yang dinamakan jasad itu, dapatlah Rohani menunaikan dn tugasnya kepada Allah Taala sebagaimana yang diikrarnya, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Firman: - "Apakah tidak aku ini Tuhanmu, mengatakan mereka Bala Syahiduna."

4.       ALAM ROH (ARWAH / TAIN TSALASA / NUR MUHAMMAD)

Dinamakan NUR MUHAMMAD dan sekalian roh yang keluar driapanya itu yang berkelanjutan menajdi alam eksternal yaitu dari Nur Muhammad melalui kata "KUN" maka jadilah:

Arsyur Rahman Alam gaib lagi gaib

Arsyur Azim
Arsyur Karim Alam gaib
Al Kursi A'azam Alam Nyata
Jabal Qaf
7 lapis bumi
7 lapis langit
Segala galaksi
Bumi Kita

Dinamakan ALAM ARWAH atau ROH yakni arwah segala ambiya, mursalin dan segala mu'min

Dinamakan ASHLUL ARWAH yaitu Mazh harul atam, Jadi "Khatamun nabiyin wa syaidul mursalin wa rahmatul lil alamin"

Dinamakan ALAM SUNYI dari tergantung dengan tabiat lagi basith.

Dinamakan juga CAHAYA MUHAMMAD, ALAM NYAWA, martabat WUJUDIAH, Alama di bawah kalimat "KUN", Pemerintah Alam Saghir dan Alam Kabir, TAIN TSALASA, ALAM ROH, NYAWA KITA.

Adapun Alam Roh lebih dahulu dijadikan Allah dari Dunia yang fana ini. Adapun Dunia ini adalah ibarat layar putih dan pentas ke Rohaniun itu yang datang ke dunia menjalankan tugas dan peran masing-masing, yang jadi seniman dengan lakunnya.

Keranan adanya Rohani, maka adanya Jawahir Basit yaitu: -
a.       FUAD
b.       KALBUN
c.       LABBIN
d.       SUDUR
e.       KABAD
f.        SAUDA '
g.       SYIFAP

Maka semuanya itu adalah hal Roh, maka jadilah: -

a.       berperang Sabil dengan nafsunya yang jahat
b.       membuat Ahsan
c.       melakukan Mujahidah masing-masing dengan tempat atau makamnya,

maka dengan itu maka adanya jalan nafsu itu dua yaitu: -

a.       jalan nafsu yang bernama Hati Sanubari
b.       jalan nafsu yang bernama Hati Nurani maka Roh-roh yang taat pada sisi Tuhan, setelah berganti dengan nama nyawa karena ada memiliki jasad masing-masing maka jadilah Roh itu tiga mertabat yaitu: -
a. martabat Amar Rabbi
b. martabat Hati Nurani
c. martabat Ubudiah

mana-mana Roh yang tidak taat setelah ada memiliki jasad masing-masing itu, maka jadilah tiga mertabat yaitu: -

a. Bangsa hewan
b. Dinamakan bangsa setan
c. Dinamakan bangsa hati sanubari

Maka Alam Roh itu adalah Alam Ghaib. Ia lebih adanya dari Dunia yang luas ini, di sanalah nyawa manusia yang sebelum bertubuh telah ada. Setelah 125 tahun Nur Muhammad itu telah ada dan semua nyawa-nyawa manusia itu di kenal dengan nama Roh, tetapi mertabat Roh dewasa itu seperti mertabat binatang, karena tidak menanggung tugas dan tanggungjawab. Hanya setelah ia berjasad dan hidup di dalam dunia ini masing-masing memiliki tugas, maka baharulah ada derajat masing-masing di sisi Tuhan dan nyawa itu tidak lagi disebut Roh, hanya ketika jasad itu mati ia akan berpulang menghadap Allah Taala dengan nama Roh, yaitu diri atau Jiwa.

Dengan nama Roh ia dikenal dengan nama Rohani pulan bin pulan tertulis kepadanya. Dengan nama jiwa ia di kenal dengan nama jiwa, misalnya: -

a.  Jiwa Amarah
b.  Jiwa Lawamah
c.  Jiwa Sawiah
d.  Jiwa Natikah
e.  Jiwa Mulhammah
f.  Jiwa Mutmainnah


Maka pada jiwa itulah tertulis namanya pulan bin pulan, senang atau susah, bahagia atau celaka, menurut amal dan fielnya di dalam dunia ini menurut penilaian 'atikad-atikadnya dan tauhidnya serta makrifatnya kepada Tuhan yang Maha Esa.

5.       ALAM MISAL

Alam segala rupa, perceraian Roh Muhammad. Alam segala warna. Alam Khayal. Alam ARDHUS SIMSIMAH, Ardhul haqiqah.

Dinamakan ALAM MISAL-MAKHLUK Roh Alui yang suci-Ruhul Qudus dan
Massa hewan - lahir maqam di jantung
Massa Mujadi - lahir di hati
Massa Nabati - lahir di hati
Massa Insani - lahir di otak.

Di dalam Alam Misal maka Roh Muhammad bercerailah dengan Roh-roh yang lain yang berbagai nama, tetapi pada mulanya dinamakan Rohaniun (Rohani-rohani). Maka semua Rohaniun itu berasal dari Roh Muhammad Rasulullah SAW.


Karena itulah dasar dan dasar Ilmu Rohani wajib beriman: -
a. pada Allah Taala
b. pada Nabi Muhammad SAW
c. pada hari kiamat yang akan datang

jika tidak berpegang pada dasar yang tiga itu, bukanlah spiritual dari orang-orang mukmin atau orang-orang Islam. Roh Muhammad itulah jadi Roh seseorang, yang jadi nyawa seseorang, yang jadi hati seseorang, tetapi ia telah bercerai di dalam mertabat Alam Misal. Segala roh-roh itu adalah jadi kata bidalan "Ulat lupakan daun". Nyawa-nyawa manusia yang bukan alim dalam Ilmu Ketuhanan, hanya Firman jalan nafsu yang bernama Hati Sanubari dengan syahwatnya dan jiwa raga yang memandang lahir alam ini semata-mata

ibarat sesuatu yang telah tersusun dari bagian-bagian, tetapi masih bersifat halus, tidak dapat dipisah-pisahkan.


Alam Misal adalah tingkat kelima dalam proses pentajallian Empunya Diri dalam menyatakan rahasia diriNya untuk di tanggung oleh manusia. Untuk menyatakan dirinya Allah SWT, terus menyatakan diriNya melalui diri rahasianya dengan lebih nyata dengan membawa diri rahasianya untuk di kandung pula oleh bapak yaitu dinamakan Alam Mithal. Untuk menjelaskan lagi Alam Mithal ini adalah dimana unsur rohani yaitu diri rahasia Allah belum menyatu dengan tubuh materi. Alam Mithal jenis ini di alam malakut. Ia merupakan transisi dari alam Arwah (alam Roh) menuju ke alam Nasut maka itu dinamakan ia Alam Mithal di mana proses peryataan ini, perwujudan Allah pada martabat ini belum lahir, tetapi Nyata dalam tidak Nyata.Diri rahasia Allah pada martabat Wujud Allah ini mulai di tajallikan ke ubun-ubun bapa, yaitu perpindahan dari alam roh ke alam Bapa (Mithal).

Alam Mithal ini terkandung ia di dalam "Walam yakullahu" dalam surat Al-Ikhlas yaitu dalam kondisi tidak bisa di bagaikan. Dan seterusnya menjadi "DI", "Wadi", "Mani" yang kemudian di salurkan ke satu tempat yang berafiliasi di antara diri rahasia batin (ruh) dengan diri kasar Hakiki di dalam tempat yang disebut rahim ibu. Maka terbentuklah apa yang di katakan "Maknikam" ketika terjadi bersetubuhan diantara laki-laki dengan perempuan (Ibu dan Bapak)Perlu diingat tubuh rahasia pada masa ini tetap hidup sebagaimana awalnya tetapi di dalam kondisi rupa yang elok dan tidak binasa dan belum lagi lahir. Dan ia tetap hidup tidak mengenal ia akan mati.


6.       ALAM AJSAM (NASUT / A'YAN FARIJAH / ALAM MULKI)

Dinamakan alam Mulki artinya barang yang tersedia dengan mata kepala.
Dinamakan ALAM Kharijah ATAU ALAM FARIJAH yakni:

-        Roh Rihan yaitu roh keluar masuk
-        Semangat yaitu roh keluar tanpa masuk, jadi hilang akal
-        Nafsu - berkehendak pada makan, minum, kemuliaan, kemashuran, sanjunga
-        Roh Jasmani - bekehndak kepada seksual
-        Hati - keran alim dan inayah
-        Panas matahari - merasa sakit pedih, panas ke tubuh

Dinamakan juga ALAM JASMANI, ALAM SEGALA TUBUH, ALAM NAFS, ALAM 'jamad', 'nabat', 'hewani', 'Insani', 'Jin', ALAM NABI ADAM, AWAL BAPA MANUSIA,

Dinamakan Alam Tanah, Air, Api Angin (anasi r 4 istimewa di sisi Allah) yaitu diajadikan dari tanah Nurani, Air nurani, Api Nurul Azam, Angin Nurani.

Dinamaka ALAM MILADUTHALASA yaitu ALAM Maadan (alam galaksi, Alam Nabati (alam Tumbuhan), Alam hewani (alam binatang)

Maka hati yang bernama Roh itu telah jadi beberapa-bilang nama karena menurut berapa banyaknya jumlah manusia dan hewan yang dilahirkan di dunia ini dengan nama:

a. Hati sanubari
b. jantung sanubari dan itulah hati yang tabie, alami kepada makhluk.

Setiap makhluk yang ingin menjadikan Dirinya pada derajat sebenar-benar Insan yaitu: -

a.       Insan Rabbubiah
b.       Insan Mausup
c.       Insan Ubudiah

Pada merekalah yang tersebut itu mempelajari Ilmu Tasaup dan Ilmu Tasawwuf yang sebenarnya, dari Tasaup Islam dan dari guru-guru yang Mursyid.

Kata pepatah: "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Kalau guru-guru yang bukan Mursyid itu akibatnya tidak mendapat Hidayah dan Taufik. maka jadilah hati itu beberapa nama dan beberapa sifat, tetapi tidak beberapa di Zat.

7.       ALAM INSAN

Dinamakan ALAM martabat INSAN KAMIL. ALAM martabat JAMI
Dinamakan ALAM HIMPUNAN SEGALA ALAM yakni:

- AHADIAH (Ya nurani yang qadim)
- ARWAH (Hadits)
- Wahdah DARI WAHIDIAH (Tajjali akhir)

Adapun Alam Insan itu, perhimpunan pada segala martabat. Pada sisi Allah martabat Insan itu tiga hal: -

a.       martabat manusia Rabbubiah, yaitu Insan Khusus Ul Khusus
b.       martabat manusia Mausup, yaitu Insan Kamil Wa Mukamil
c.       martabat Insan Ubudiah, yaitu Insan Kamil Mukamil

Maka jadilah martabat Alam Insan itu pernceraian manusia yang Kamil, karena awalnya dulu ia kamil di sisi Allah, di dalam Alam Ghaib, sesudah ujud Alam Insan, maka manusia itu sudah tidak kamil karena masing-masing membawa haluan untuk hidup di dalam dunia ini, menurut apa yang diperoleh oleh panca indera yang lima. Karena itulah Insan, di dalam ajaran Ilmiah yang mengatasi Sains yang dinamakan Rohani, Ilmu Tasaup terbagi sebagai berikut: -

a.       dinamakan Insan (Rahasia Allah)
b.       dinamakan Insan Kamil
c.       dinamakan Insan Kamil dan Mukamil
d.       dinamakan Insan Mukamil
e.       dinamakan Insan Sawaan
f.        dinamakan Insan Sawaatun
g.       dinamakan Insan Batin
h.       dinamakan Insan Zahir
i.        dinamakan Insan Mutaiz
j.        dinamakan Insan Ghaib
k.       dinamakan Insan Nakus (Insan Hewan)
l.        dinamakan Insan Syaitani